

Meski begitu, saat terucap kata "slamat tidur", ku "tak pernah berhenti".. "berhenti berharap" agar ketika ku terbangun ku kan jumpai "pagi yang menakjubkan" dimana ku bisa "jalan terus" dan berjuang "sekali lagi" untuk bisa menjadi "pejantan tangguh" yang "tak pernah berhenti" untuk slalu "menyelamatkanmu" dari sgala yang mengusik hatimu. Walaupun kutahu kita "bukan kekasih", namun yang perlu kau ingat semua hanya "untuk perempuan" tersayang. "Karena kita untuk kita".. slamanya.. dan kuyakin ku tak bisa hidup "bila kau tak disampingku". Sampai kapanpun kuminta kau "jangan pergi" dan percayalah bahwa aku "masih mampu menemanimu" walaupun aku "sudah lelah" sekalipun karena slama ini kau sudah "buat aku tersenyum".
Dan kan kunyanyikan sebuah "lagu untuk persahabatan" untuk kaudengar "biar bersinar" di hatimu dan tetap tersirat di wajahmu. Sampai "saat lanjut usia" dan ketika ku "belum gila" memikirkanmu, kan terjawab semua "tanyaku" ditengah "generasi patah hati" dan dunia yang semakin "bobrok" bahwa ku kan slalu terkenang akan "sebuah kisah klasik" tentang "anugerah terindah yang pernah kumiliki" yaitu ku pernah mengenalmu, bersahabat denganmu. Hingga ku tak pernah tahu kapan "waktu yang tepat untuk berpisah".
"Karena kita untuk kita" slamanya..
3 September 2006
sebuah catatan lama yg tak terpublikasikan...
